Kamis, 29 Mei 2008

URANG BANJAR DAN BUDAYANYA

Penduduk asli Kalimantan Selatan terdiri dari berbagai kelompok etnik antara lain :

a. Suku Banjar yang mendiami daerah aliran sungai dari Banjarmasin sampai Amuntai dan daerah “pahuluan” atau pedalaman dari Banjarmasin, Martapura, Pelaihari, Rantau, Kandangan, Barabai, Amuntai dan Tabalong.

b. Suku Dayak Dusun Deyah, yang mendiami daerah Upau Pangelak, Gunung Riut, Kawang, Haruai, Mangkupum dan Kinarum di daerah Kabupaten Tabalong.

c. Suku Dayak Balangan yang mendiami daerah Halong dan sekitarnya di Kabupaten Balangan.

d. Suku Maanyan mendiami daerah Warukin dan Pasar Panas di Kab.Tabalong.

e. Suku Lawangan, yang mendiami daerah Muara Uya Utara Kabupaten Tabalong.

f. Suku Abal, yang mendiami daerah Kampung Agung sampai ke Haratai Kabupaten Tabalong.

g. Suku Bukit yang mendiami Pegunungan Meratus antara lain di daerah pegunungan di Kab. Tabalong, HST,HSS,Tapin dan TALA serta Kabupaten Tanah Bumbu.

h. Suku Bakumpai yang mendiami daerah Kabupaten Barito Kuala yaitu Marabahan dan seklitarnya.

Selain penduduk asli, terdapat pula penduduk pendatangi berbagai ke

lompok etnik yang berasal dari luar Kalimantan Selatan, antara lain adalah :

a. Suku Bugis yang mendiami daerah Pegatan dan sekitarnya di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru.

b. Suku Madura yang sebagian besar mendiami daerah Madurejo Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar.

c. Suku Bajau, yang mendiami perkampungan tepi laut di Kabupaten Kotabaru.

d. Suku Mandar yang mendiami daerah Pulau Laut dan Pulau Sebuku di Kabuapten Kotabaru.

e. Suku Jawa yang sebagian besar mendiami daerah Tamban Kabupaten Barito Kuala.

f. Cina Parit yang mendiami daerah Sungai Parit Pelaihari Kab. Tala Suku Bali yang sebagian mendiami daerah Barambai Kab.Batola, Sebamban di kabupaten Kotabaru dan sedikit di daerah Pelaihari.

Selain yang tersebut diatas juga ada etnis keturunan Arab yang menempati perkampungan Arab di daerah tertentu di Kalimantan selatan.

Dari penduduk pendatang tersebut orang Bugis-lah yang datang secara legal dengan membentuk Kerajaan di daerah Kalsel atas izin resmi dari Raja Banjar yang berkuasa pada saat itu. Sedangkan penduduk yang lainnya datang melalui transmigrasi dan ada pula yang datang dengan spontan.

Dengan demikian budaya luar Kalimantan Selatan ikut berbaur di daerah ini di samping pembauran budaya antar kelompok etnis yang merupakan penduduk asli daerah ini.

Dalam sejarah Kalimantan Selatan jauh sebelum Kota Banjarmasin sebagai ibu kota Kerajaan Banjar, telah berdiri sebuah Negara yang bernama Kerajaan Nan Sarunai milik orang Dayak Maanyan yang letaknya didaerahAmuntai sekarang. Kerajaan ini tercipta berdasarkan geneologis atau ipulaksanai yang berarti bersambung usus. Kalau dimaknai lagi berarti saudara atau kerabat.

Tentang Museum

MUSEUM SEBAGAI

SALAH SATU SARANA UNTUK

MENGEMBANGKAN MUATAN LOKAL

Oleh : Drs. Sirajul Huda HM

Pada sebuah seminar ada salah seorang peserta yang juga adalah seorang guru pada sekolah menengah mengemukakan bahwa pada saat ini banyak para murid sekolah yang sudah tidak peduli lagi terhadap budayanya sendiri. Mereka lebih mengenal siapa itu tokoh Peterpan, Raja, atau Padi dari pada siapa Anang Ardiansyah, Ajim Ariyadi,Syamsiar Seman, Bachtiar Sanderta, Ajamudin Tifani, Hijaz Yamani, Justan Aziddin, Rustam AA, Arsyad Indradi dan banyak seniman daerah Kalsel lainnya. Padahal mereka-mereka inilah sebenarnya yang menjadi tokoh musik, teater dan sasterawan di banua Banjar ini. Jauh sebelum lahirnya Ariel. Ian Kasela dan yang lainnya, Anang Ardiansyah sudah berjaya mempopulerkan lagu-lagu Banjar lewat Orkes Rindang Banua dan Anataria. Ketika Rendra masih menjadi crew panggung Ajim Ariyadi sudah menjadi pemeran utama dalam pergelaran teater di Yogyakarta. Apalagi kalau kita berbicara masalah kesenian tradisional kepada generasi muda. Bagi generasi muda hal semacam itu dianggap kampungan, sudah bukan zamannya lagi. Zaman telah berubah kita harus mengikuti perkembangan zaman. Sementara itu diakui atau tidak memang sedikit sekali para budayawan di daerah yang mau menulis tentang budaya kita. Mereka berpendapat bahwa menulis untuk apa kalau tidak bisa diterbitkan. Walaupun dapat diterbitkan kemana mereka harus menjual, sementara sekolah untuk membeli buku harus dari penerbit yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Ironis memang. Disatu sisi sekolah memang memerlukan untuk kepentingan muatan local disisi lain buku-buku untuk menunjang proses belajar mengajar untuk muatan local tidak mudah untuk didapatkan.

Kalau sudah demikian apa yang dapat dibanggakan oleh banua kita ini. Hutan sudah gundul, sungai sudah keruh dan kian punah oleh karena pembangunan fisik yang tidak terkendali. Batubara habis dikeruk untuk melayani syahwat kapitalisme, sedangkan budayanya tercerabut dan tercabik-cabik dari pola pikir, perasaan dan pola laku sebagian besar dari pendukungnya. Berbeda dengan masyarakat Jepang yang walaupun ternasuk dalam Negara yang modern namun sikap dan pandangannya terhadap budaya tradisional tidaklah luntur.


Mereka sadar bahwa sejarah perjuangan hidup bangsanya mewarisi kultur unggul kepada generasi mudanya. Lewat kebudayaan inilah bangsa Jepang bisa jadi jaya. Kabuki yang telah berumur ratusan tahun masih digelar dan mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Upacara minum teh masih terpelihara hingga saat ini. Masyarakat Jepang banyak yang bepergian keluar negeri dan ini memang dianjurkan oleh pemerintahnya. Tapi apa yang dibawa mereka kembali kenegaranya. Tidak lain adalah produk-produk mereka sendiri.

Bagaimana dengan bangsa kita atau kita persempit dengan masyarakat di daerah kita. Karena banyak termakan iklan di televisi khususnya anak-anak muda, mereka merasa tidak lagi keren kalau tidak memakai levis atau merasa tidak gaul kalau tidak biasa memakan pizza.

Untuk mengenalkan kembali budaya, khususnya budaya daerah salah satu anternatifnya adalah “museum”. Museum merupakan jendela budaya daerah di mana museum tersebut berada. Setiap orang asing yang datang mereka pasti mempertanyakan dimana museum, karena dengan melihat museum mereka akan lebih mengenal budaya daerah setempat.

APA ITU MUSEUM.

Museum adalah sebuah lembaga permanent non profit dalam pelayanan masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk public (umum), dimana pengadaan, konservasi, penelitian, penyajian (koleksi), hanya untuk study, pendidikan dan kesenangan (rekreasi) dan mengenai bukti material manusia dan lingkungannya.

Selain itu museum merupakan suatu tempat penting bagi pelestarian benda budaya dan alam yang dijadikan koleksi, di rawat, di jaga dan disajikan bagi kepentingan umat manusia sekarang dan masa yang akan datang.